Kamis, 18 Juni 2009

PLTH

Listrik, selain kebutuhan dasar juga kunci utama untuk membuka akses teknologi dan informasi bagi daerah yang terisolir menuju daerah yang maju dan mandiri. Salah satunya adalah Sistem PLTH yang merupakan suatu sistem pembangkit listrik tenaga hibrida dengan berbagai sumber energi dari diesel generator, energi terbarukan Matahari, Angin, Baterai berikut peralatan kontrol yang terintegrasi dan mampu menghasilkan daya listrik secara efisien dan efektif.

Upaya penyediaan energi listrik di pedesaan, umumnya hanya menggunakan diesel generator. Dengan pola beban harian yang berfluktuasi, kondisi operasi sistem ini menjadi tidak efesien dan boros, akan berpengaruh pada biaya operasi dan maintenance yang lebih mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah dilakukan pengkajian dan penerapan teknologi hibrida Surya-Diesel yang mengoptimalkan efisiensi bahan baker diesel (specific fuel consumption, SFC), sebagai model sistem pembangkit listrik untuk pedesaan yang dapat disesuaikan dengan potensi serta kebutuhan lokasi terutama daerah yang belum berlistrik.

Berkaitan dengan kegiatan tersebut pada 29 s/d 30 April 2009, Bagian Humas, Biro Umum dan Humas mengadakan Kegiatan Press Tour ke Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) di Desa Ponelo Kwandang Gorontalo Utara yang diikuti oleh beberapa media cetak dan elektronik, Bappeda Gorontalo Utara, serta Ka. Divisi Teknologi Service B2TE dan Tim Liputan Humas.

PLTH yang dioperasikan sejak 27 September 2004 ini melayani sedikitnya 400 Rumah dengan kapasitas 450VA/rumah menggunakan system “PRISMA” PRa-bayar berbasIs SMArt-key hasil rancangan BPPT.

Kapasitas sistem terpasang sanggup untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dimasa datang, tediri dari Modul Surya 24 kWp, Diesel Generator 100 kVA, baterai 1990 Ah dan Bi-directional inverter 90 kW, menghasilkan listrik AC 220 V dengan kualitas yang stabil dan pelayanan 24 jam per hari.

Menurut Kepala Divisi Teknologi Service Balai Besar Teknologi Energi M. Syafri Syarief pembangkit listrik hibrida ini cocok untuk diterapkan di daerah terpencil karena pertimbangan bukan hanya murah, melainkan juga sumber energinya terbarukan. Penerapan PLTH memperkecil penggunaan diesel sebagai sumber energi utama. Pembangkit ini justru mengoptimalkan sumber energi dari cahaya matahari maupun angin. Perpaduan ketiga pembangkit listrik itu bisa di fungsikan bersama atau bergantian.

Lebih lanjut M. Syafri mengatakan kesadaran masyarakat untuk memiliki PLTH tersebut sangat baik, sehingga PLTH di Desa Ponelo ini terawat dengan baik, dan masyarat juga menjadi terbiasa berhemat menggunakan listrik dan bisa mengontrol pemakaian listrik. (TR/humas)