Minggu, 03 Juli 2011

Nyamuk itu Tidak Ada di Kebun Binatang

saat malam dengan kepusingan karena habis melanjutkan pekerjaan membuat skripsi. tetapi malam itu sungguh adem, ohh mungkin karena matahari sudah terbenam. pendopo Teknik Elektro, sungguh tempat yang sangat tepat untuk saya tongkrongi. kenapa? karena disana ada saya, Bang Kewer, Bang Janen dan si Arif.
seterang-terangnya ini malam adalah karena cahaya lampu yang dulu pernah ditemukan oleh Bapak Thomas Alfa Edison. dan segelap-gelapnya ini malam, adalah jauh lebih indah jika kami ber-empat meneruskan suatu diskusi. ada yang membuat malam ini menjadi sedikit pusing bagiku. oh, iya, itu karena aku harus memikirkan kenapa lambang Indonesia adalah burung Garuda. "kenapa ya?", tanyaku pada mereka bertiga. "emang kenapa sihh?", itu si Arif balik nanya. Maklum untuk mendapatkan sebuah jawaban, maka lebih baik balik bertanya lagi. "ohh, aku tahu. Itu karena kita merdeka pada tanggal 17 bulan 8 tahun 45", itu aku mencoba menjawab. "iya, burung Garuda sebagai lambang negara kita kan sayapnya ada 17, ekornya ada 8 dan bulunya ada 45", aku menambahkan. "terusss?", itu tanya Bang Kewer. dia sedang mengetes imajinasiku ternyata. "coba kalau Indonesia merdeka pada tanggal 2 bulan 1", "pasti lambangnya bukan burung Garuda", kembali aku menjawab. "lambangnya capung!", aku kembali berkata.
"hahaha, gak sudi gue kalau lambang Indonesia capung!", itu bales Bang Kewer. ehh, ada Shoim. kalian kenal gak siapa dia. dia itu General Manager BPRS Educational Radio UNJ. itu lho, yang rambutnya numbuh di dagu. yang sedikit manis, baik dan tidak sombong. hmm, mungkin masih banyakan saya. "gue pernah masuk kandang kudanil di Gembira Loka. bau banget bang..", itu aku yang berbicara. "ya, iyalah. orang kudanil mandi di kolam, berak di kolam, pipis di kolam yang sama. gimana gak bau!", itu kata bang Janen. "kenapa gak di WC umum aja ya?, kan di kebun binatang pasti ada tuuh..", jawab Arif. "bayar jhon.... emangnya kudanil punya uang? kerja juga enggak..", jawab aku. "hahahaha..", kita semua tertawa.
"beda sama belut Bob, biar dia suka di lumpur juga, tapi tetep aja bersih, licin lagi..", itu kata Bang Kewer. "iya, punya kuping lagi..", sambung Arif. "moa dongggg....", lanjut bang Janen. "hahaha..", kembali kita tertawa, kecuali Shoim.
"moa, apaan bang?", dia memanggil kami dengan bang, maklumlah soalnya dia yang paling muda dari angkatan 45, hehehhe. "lo gak tau moa im?", itu tanyaku. "liat aja di TTS (teka-teki silang), 3 kotak mendatar, belut bertelinga..", lanjutku, "nahh, jawabannya moa im...", sahut si Arif. hahhaa, itu aku kasih bocoran buat kalian jika sedang mengisi TTS dan mendapat pertanyaan "belut berteling", dengan kota sebanyak tiga. terserah mau turun atau mendatar, itu hak dari si pembuat TTS.
andainya malam itu di pendopo Teknik Elektro tidak banyak nyamuk, maka kita pasti tidak merasa terganggu. "Iya, giliran di kebun binatang, nyamuk gak ada. kandangnya juga. giliran di kampus banyak!", kata bang Kewer. "hahahahhahaha..", kami semua menikmati kebahagiaan. sesungguhnya, benar kata H. Pidi Baiq bahwa kebahagiaan itu bukan dicari tapi diciptakan.
terima kasih malam, terima kasih pendopo, terima kasih UNJ yang sudah memfasilitasi kami untuk berbahagia. dan maaf nyamuk, karena sebagian alasan kami harus menyudahi diskusi ini semua, adalah karena kamu. selain kesibukan kami masing-masing tentunya.

malam, Juni, 2011
Universitas Negeri Jakarta