Sabtu, 28 Mei 2011

salah satu yang teringat

Aku adalah sama dengan temanku. Mengapa? Ya, karena aku dan temanku sudah berada pada tahun kedua di perkuliahan. Akupun juga sama dengan temanku. Mengapa? Ya, karena aku dan temanku habis melaksanakan ospek terhadap mahasiswa baru. Yang membedakan aku dengan temanku hanyalah rumah dan orangtua, juga hewan peliharaan, juga motor yang aku naiki, juga sepatu, juga celana dalam dan luar yang terpakai. Kenapa aku ceritakan itu? Ya, agar kalian tahu bahwa kita diciptakan dengan persamaan juga perbedaan. Tapi, kalaupun kalian tidak mau tahu, tak mengapa.

Tetapi itulah keindahannya, teman. Saat harus tercipta berbeda itu bertujuan agar aku memiliki perbedaan dengan mereka juga kalian. Saat disitu ada persamaan, maka itulah kesamaan yang dimiliki saya, mungkin juga dengan kalian. Dan itulah maka aku sebutkan di atas.

Ya, inilah aku. Yang sudah melaksanakan ospek terhadap mahasiswa baru. Itu terjadi di saat sedang terjadi puasa bagi orang yang beriman dan meyakini. Salah satu yang masih terekam dengan penuh canda adalah ketika Juli, temanku. Dia mengganti password yang sudah aku buat dan disetujui teman teman panitia lain kepada mahasiswa baru Elektro Universitas Negeri Jakarta. “ lantai atas?”, itu tanya Juli kepada Rota, si mahasiswa baru yang sudah menjadi juniorku sekarang. “pak Budi”, jawabnya Rota. “lantai bawah?”, tanya Juli lagi. “hah? Lantai dasar, Bang”, sahut Rota. “kagak! Gue maunya lantai bawah!”, bentak Juli. Ya itu si Juli, dengan dalih dia mengganti password, hanya karena dia cadel R. “sialan lo!”, marahku pada Juli. Tapi gak kenapa lah. Senior itu harus benar, seperti tertuang dalam pasal 1. Kalaupun senior salah maka kembali ke pasal 1, itu yang ada di pasal 2.

Sudahlah, karena hari itu sudah menjadi gelap. Hal ini berarti memang hari sudah gelap. Dan karena gelaplah maka hasil buatan bapak James Watt, menjadi hal yang sangat bermanfaat. Tapi itu terjadi pada hari yang sangat aku lupa nama harinya pada waktu itu. Yang jelas itu terjadi setelah Lebaran. Yang lebih tepatnya, pada saat aku dan teman teman harus menjadi pembimbing acara ramah tamah Elektro 2008.

Hal inilah yang menyebabkan aku harus pergi malam, karena sang panitia yaitu anak anak baru kami, juga harus berangkat Jum’at malam. Tapi tidak semua, melainkan hanya beberapa orang yang membuat mereka disebut sebagai tim advance. Dan itu aku, yang memimpin rombongan dengan menaiki motorku. “jangan lupa, kita punya kode sendiri dalam berkendara motor rombongan. Bukan hanya Conan[1] saja yang tahu kode, tapi kita juga harus punya. Setuju?”, itu aku yang berbicara. Dan itu mereka hanya diam saja. Bagi mereka, kalau mereka menjawab pertanyaanku, itu adalah perbuatan gila. Hahaha. Terserah.

Sampailah kami, di tempat yang katanya itu adalah vila, di daerah Puncak sana, di Bogor. Bukan di gunung!. “adik adik dan teman teman yang aku cintai. Malam ini kita sudah tiba di vila dengan selamat. Mungkin kalau adik adik ingin bekerja malam ini silahkan, soalnya kami ingin istirahat. Jadi selamat bekerja ya.”, aku memberikan kata sambutan karena sudah tiba. Dan keesokan paginya, saat matahari sudah terbit dan ayampun sudah berkokok. Maka aku masih tertidur. Sehingga aku terbangun, karena dengan itu aku tidak merasakan bosannya tidur. Dan itu adalah Ayu, adik tingkatku yang dianya adalah panitia inti. Aku memanggilnya, “Yu, nanti kalo yang lain udah pada datang, lo tempatin di villa sebelah sana ya, jangan di sini, termasuk juga kakak kakak (teman-temanku) lo. Oke?”, “ siap bang”, lanjut si Ayu.

Kukatakan itu kepada Ayu, karena aku dapat sms dari si Juli, katanya rombongan sudah sampai di Mega Mendung. Ku kumpulkan teman temanku termasuk juga Bang Grandong, satu satunya senior kami yang juga ikut rombongan kami. Jadilah dia, senior dari senior, hehhee. “Bro, anak anak sudah sampai di Mega Mendung, karena kita baru bangun tidur, lebih baik kita ngumpet yuk, biar gak keliatan jeleknya. Setuju ya?”,”siap!”, jawab salah satu temanku. Lanjutlah kami untuk mencari tempat persembunyian di dalam villa, horden aku tutup termasuk juga pintu. Aku liat di sana, Arif ngumpet di kolong tempat tidur, 3 orang lainnya di kamar mandi, 2 orang lainnya di kamar, dan aku, Anggun, dan Bang Grandong ngumpet di kamar 1nya lagi. Liat kawan, kami semua harus bersembunyi. Karena memang itulah kesepakatan yang baru saja kita buat,hehehe.

“Bob, kita udah di depan villa. Di mana lo?”, Juli sms aku, kawan. Oh, betapa senangnya jika dia smsin aku. Maaf, agak berlebihan. “inget, villa ini kami pasang bom! Kalau kalian mau selamat, teriak di tengah lapangan ‘Tim Advance, tolong kami!’. Jangan dianggap bercanda, ini serius!”, itu sms balasanku ke Juli. Bang Grandong dan Anggun yang ada dalam 1 kamar denganku, hanya tertawa. “gak mungkin dilakuin Bob!!”, kata bang Grandong.

Itulah kudengar derap langkah para tamu yang baru saja datang di villa yang kami tiduri semalam. Oh, itu teman teman bro. Dan tak lama, “tim Advance, tolong kami!”, ku dengar itu teriak Juli. Kami semua keluar dari tempat persembunyian, lalu tertawa berjamaah dengan teriakan ala rockers. “edan!!!!”, kata Awan, temanku yang ikut rombonganku semalam. Oh, maaf Juli, kaulah kawanku tersayang. Karena tidak ada lagi yang bisa membuat kami seperti ini, kecuali kamu. Dan itu, Senny datang. Oh, aku gak bisa bicara kalau ada dia. Entahlah, sepertinya dia adalah yang selalu membungkam mulutku. Huh..

Jakarta, 2010



[1] Detektif Conan.